Minggu, 12 September 2010

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian yang terjadi pada bayi dan anak terutama sering terjadi pada negara berkembang termasuk Indonesia. Bahkan dalam keadaan kekurangan gizi seseorang akan lebih rentan terhadap infeksi.Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa di Indonesia penyakit infeksi yaitu ISPA dan diare merupakan penyebab kematian dua tertinggi pada balita dengan PMR 19 % dan 10%.
Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional dilakukan di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2010 dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit infeksi pada anak balita. Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita berusia 12 - 60 bulan yang berdomisili di Desa Mangkai Baru Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Sampel yang dibutuhkan 110 orang diambil secara purposive yaitu semua anak balita di Dusun III. Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi kejadian penyakit infeksi pada anak balita dalam 1 bulan adalah 69,1%. Hasil analisis bivariat terdapat 2 variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna dengan terjadinya penyakit infeksi pada anak balita yaitu pendidikan ibu rendah (RP=2,465; p=0,000), ibu yang bekerja (RP=0,687; p=0,018). Tidak ada hubungan antara umur anak balita (p=0,410), jenis kelamin anak balita (p=0,110), berat badan lahir (p=0,827),status imunisasi (p=0,754), ASI Eksklusif (p=0,225), jarak kelahiran (p=0,073), kepadatan hunian (p=0,204), ketersidiaan jamban (p=0,923), dan sanitasi lingkungan (p= 0,794) dengan kejadian penyakit infeksi. Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa hanya pendidikan ibu yang rendah yang berhubungan. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = -3,341 +2,052X1. Petugas Puskesmas diharapkan lebih aktif dalam meningkatkan pengetahuan para ibu tentang perawatan kesehatan anak melalui penyuluhan. 
Kata kunci: penyakit infeksi, cross sectional, faktor yang berhubungan


Infection disease is one of the major causes of pains and mortality on infant and children, especially in developing countries include Indonesia. Even, individual will be more susceptible to infection in the malnutrition condition. National Household Survey showed that Acute Respiratory Infection disease (ARI) and diarrhea caused top both of death in under five children with Proportional Mortality Rate (PMR) 19 and 10% . Analytical research with cross sectional design was taken place in Mangkai Baru, Lima Puluh on 2010, in order to analyze the some factors that related with infection disease in under five age children. The population in this research was under five age children 12 - 60 months in Mangkai Baru, Lima Puluh. The sample was taken by purposive in dusun III. The results of this research got prevalence of infection diseases in a month was 69,1%.The result of bivariate analysis showed a huge relation among mother’s education (RP=2,465; p=0,000), mother job (RP=0,687; p=0,018) with infection diseases. There is no relation among age (p=0,410), sex (p=0,110), born with low weight (p=0,287), state immunization (p=0,754), exlusive breast milk (p=0,225), dintence of birth (p=0,073), population density (p=0,204), existence of toilet (p=0,923), environment sanitation (p= 0,794) with infectious diseases. The result of multivariat analysis got low mother education was related factor to infection diseases in under five age children. The formula wasY = -3,341+2,052X1 . The employee of public health center should be active to improve mother’s knowledge especially in children’s health care by conseling. 

Keywords: infectious diseases, cross sectional, related factor

ANDA tertarikUntuk melakukan penelitian yang sama dengan penelitian di atas
ANDA DAPAT MEMILIKI KESELURUHAN ISI KTI :

Faktor-faktor Penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif

ASI eksklusif merupakan nutrisi yang terbaik bagi bayi dan terpenting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI eksklusif akan membantu pertumbuhan yang adekuat dalam 6 bulan pertama untuk mencapai status gizi yang baik. Adapun beberapa faktor yang menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif adalah faktor kesehatan bayi, faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor pekerjaan, faktor estetika, faktor petugas kesehatan, faktor iklan dan faktor budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan. Penelitian ini menggunakan desain statistik deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan yaitu sebanyak 30 orang selama tahun 2008, pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling yaitu seluruh ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2009 dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi dan faktor-faktor penghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan untuk menentukan faktor yang paling dominan yang menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif dengan metode regresi berganda melalui program komputerisasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif yang paling dominan adalah faktor iklan dengan nilai koefisien (B) sebesar 3,090, faktor budaya sebesar 2,675, dan faktor pengetahuan sebesar 2, 176.

Kata Kunci : Faktor- Faktor Penghambat ASI Eksklusif


ANDA TERTARIK DENGAN JUDUL KTI DI ATAS .......
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI DI

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada balita di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan catatan bulanan P2 ISPA Dinas Kesehatan Kabupaten Nias yang wilayah kerjanya Kelurahan Ilir didapatkan bahwa rata-rata realisasi penemuan penderita batuk bukan pneumonia setiap bulannya sebesar 20,22% pada tahun 2006
dan 49,64% pada tahun 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Kabupaten Nias tahun 2008. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain Cross-Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di wilayah Kelurahan Ilir Gunungsitoli dan sampelnya adalah diambil secara purposive yaitu balita termuda dari keluarga yang tinggal di lingkungan 6, 7, dan 8 yang berjumlah 157 orang. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner, observasi, dan pengukuran. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square dan multivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Dari hasil penelitian didapatkan prevalens rate ISPA pada balita di wilayah Kelurahan Ilir Gunungsitoli Kabupaten Nias tahun 2008 sebesar 79,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 17 variabel yang diteliti, terdapat 7 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian ISPA pada balita yaitu : status gizi (p=0,015), ASI eksklusif (p=0,011), status imunisasi (p=0,007), pendapatan keluarga (p=0,023), kelembaban ruangan (p=0,005), ventilasi rumah (p=0,000), kepadatan hunian rumah (p=0,037).
Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa faktor dominan yang mempengaruhi kejadian ISPA pada balita di Kelurahan Ilir Gunungsitoli Kabupaten Nias tahun 2008 adalah ventilasi rumah, pendapatan keluarga, dan status ASI eksklusif. Dengan diketahuinya faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit ISPA pada balita di wilayah Kelurahan Ilir Gunungsitoli ini maka diharapkan kepada Kepala Lurah dan Kepala Puskesmas setempat untuk meningkatkan penyuluhan tentang gizi yang baik, ASI eksklusif, imunisasi, dan persyaratan rumah sehat. Bagi keluarga yang pendapatan keluarganya rendah supaya meningkatkan taraf hidupnya, dan bagi yang kelembaban, suhu, ventilasinya kurang baik supaya memperbaikinya, membuka jendela dan pintu setiap pagi, untuk rumah yang padat penghuninya supaya menyiapkan kamar yang cukup luas untuk anak balitanya.

Kata Kunci : ISPA, Balita, Faktor Berhubungan

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI

Faktor- faktor yang Memengaruhi Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan KB IUD

Dalam paradigma baru program KB sangat ditekankan pada pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Ada berbagai macam pilihan alat kontrasepsi, salah satunya adalah IUD yang merupakan salah satu metode kontrasepsi non hormonal yang efektif dengan satu kali pemasangan untuk jangka waktu yang lama. Namun kenyataannya di Indonesia alat kontrasepsi yang lebih populer adalah kontrasepsi hormonal, padahal pemakaian kontrasepsi jangka panjang dapat terjadi risiko, salah satunya terkena osteoporosis. Banyak faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan KB IUD.
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keikutsertaan wanita PUS dalam penggunaan KB IUD di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010. Populasi penelitian adalah seliruh wanita PUS yang ber-KB di Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dan sampel penelitian berjumlah 140.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi wanita PUS dalam penggunaan KB IUD adalah faktor pengetahuan ibu (p = 0,008), faktor sikap ibu (p = 0,000), faktor partisipasi suami (p = 0,011) dan faktor pelayanan KB (p = 0,000).
Disarankan kepada petugas kesehatan dan petugas lapangan KB harus memiliki skil yang terampil sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam memberikan pelayanan dan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dan turut menyertakan suami dalam memberikan penyuluhan agar dapat memilih IUD sebagai alat kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan efesien.

Kata kunci : Wanita PUS, Penggunaan KB IUD,


In the new paradigm of family planning/KB programs is emphasized on the importance of efforts to respect the reproductive rights as an integral effort in improving the quality of the family. There are a variety of contraceptive options, one of the options is IUD which is one of non-hormonal contraceptive methods are effective with a one-time installation for a long time. But the reality in Indonesia, the more popular contraception is hormonal contraception, although in long-term contraception risks can occur, one of them is osteoporosis. Many factors affect the participation of women of reproductive age couples (EFA)/PUS in the use of Family Planning IUD.
This study is a survey research with descriptive analytic design which aimed to identify factors that influence the participation of EFA/PUS women use an IUD Family Planning in Tanjung Rejo Village Percut Sei Tuan Sub District in 2010. The study population were all EFA/PUS women who joined KB that were in the village of Tanjung Rejo Percut Sei Tuan sub district and samples consist of 140 people.
The results obtained showed that the factors that affect EFA/PUS women use an IUD KB is the mothers knowledge factor (p = 0.008), mothers attitude factors (p = 0.000), husband participation factor (p = 0.011) and family planning/KB service factor (p = 0.000).
Suggested to the health and family planning/KB field officers must have good skills according to the standards in providing services and counseling to enhance knowledge and attitude of the mother and also make the husband include in counseling so that they both can be able to choose an efficient and effective contraception. 

Keywords: EFA/PUS Women, Use of KB IUD

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI DI

Analisis Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik pada Akseptor KB

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2006 mencapai 222,2 juta jiwa, sehingga menjadi masalah bagi Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat mempersulit usaha peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Salah satu usaha upaya menurunkan jumlah kelahiran dengan program keluarga berencana, diantaranya dengan menggunakan alat kontrasepsi suntik. Pada tahun 2007 akseptor KB di Indonesia 31,6%. Berdasarkan rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat kelurahan Harjosari I aseptor KB 3.436 orang. Jumlah akseptor KB suntik 1.354 orang dengan proporsi 39,40% merupakan urutan pertama dari akseptor KB di Kelurahan Harjosari I.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB yang bertempat tinggal di kelurahan Harjosari I, sampel semua akseptor KB yang berdomisili dilingkungan 12 yang berjumlah 130 akseptor KB.Lingkungan terpilih ditentukan secara purposive. Analisis statistik dilakukan dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat.
Dari hasil penelitian prevalens rate yang menggunakan alat kontrasepsi suntik 49,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat dua variabel yang mempunyai hubungan asosiasi yang bermakna antara umur (p=0,027), pengetahuan (p=0,000) dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik dan tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara pendidikan (p=0,390), pendidikan (p=0,306), umur menikah (p=0,290), paritas (p=0,288) dan dukungan keluarga (p=0,549) dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik. Hasil analisis multivariat di peroleh faktor dominan yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi suntik di kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas adalah pengetahuan.
Tingginya prevalensi penggunaan alat kontrasepsi suntik maka perlu diupayakan supaya
Beruah ke yang lebih efektif seperti alat kontrasepsi IUD, Implan dan tubektomi karena efek alat kontrasepsi suntik yang dapat menyebabkan gangguan haid serta menambah berat badan akseptor. Penggunaan alat kontrasepsi suntik oleh akseptor KB dengan paritas ≥ 2 orang sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi yang lebih efektif yaitu IUD, Implan, tubektomi karena jumlah anak ≥ 2 orang sudah jumlah anak ideal yang merupakan tujuan program KB.
Kata kunci :kontrasepsi suntik,ratio prevalensi.

Amount residents of Indonesia at 2006 to attarned 222,2 million life, to became a problem for Indonesia the fast grouth from the residents complicated effort to raise people prosperity of Indonesia. One of the effort to go down amount birth with a planned family program, such as with use inject contraception. At 2007 amount family program asesor 31,6%. From the basic of yield data collection, dictrict of Harjosari Village I, planned family programs asesor 3.436 peopole. Amount planed family programs inject asesor1.354 people with proporsi 39,40% to constitute the first order from planned family programs asesor in Harjosari Village I.
This research purvosedto analisis some of factor that related with the use of inject contraception from planne family programs asesor in Harjosari Village I Subdistrict of Medan Amplas in 2010. This research character was analytic with cross sectional design. Population in this lived in Harjosari Village I. Sampel all the planned family programs asesor that lived in area 12 that amount 130. Planned family programs asesor. The choice area deserted as purposive. Statistic analice doing with univariat, bivariat analyce and multivariate analyce.
From amount prevalens rate research that used inject contraception 49,2%. Amount bivariat analyce indicate there two variable that had associate relation that sicnificant between age (P=0,027), knowledge (P=0,000) with inject contraception using and there wasn’t associaterelation that significant between education (P=0,390), occupation (P=0,306), age marriage (P=0,290), varity (P=0,288), and family support (P=0,549) with inject contraception using. Amount of multivariate analyce found dominant factor that influence inject contraception using in Harjosari I Village Subdistric Medan Amplas was knowledge.
The high prevalency from inject contraception using, then need to resources in order that change to more effective example inject contraception IUD, Implan, tubektomi because inject contraception can cause disruption of menstruation and advance body weight. The inject contraception using ≥ 2 people preferable use more effective contraception IUD, implant, tubektomi because parity ≥ 2 people ideal parity the goal of the program.
Keyword : Inject contraception, prevalency ratio.

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI DI

Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan diare serta menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan anak balita. Dari laporan Puskesmas Pembantu Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang tahun 2009 bahwa penyakit diare menduduki urutan kelima dalam sepuluh penyakit terbesar dengan proporsi 1,97%
Penelitian bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional dilakukan di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010 dengan tujuan untuk menganalisis kejadian diare pada anak balita. Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita berusia 12 - 59 bulan yang berdomisili di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang. Sampel diambil secara porposive yaitu semua anak balita di lingkungan 14 yang berjumlah 110 orang .
Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi kejadian diare pada anak balita dalam 1 bulan 38,2%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status imunisasi campak (p=0,014; RP=1,916), pemberian ASI eksklusif p=(0,016; RP=5,495) dengan kejadian diare pada anak balita, dan tidak ada hubungan antara umur anak balita (p=0,127), jenis kelamin anak balita (p=0,085), status gizi (p=0,131), umur ibu (p=0,808) , pendidikan ibu (p=0,092), pekerjaan ibu (p=0,262), ketersediaan jamban (p=0,136), sanitasi lingkungan (p=0,792), dan penyediaan air bersih (p= 0,643) dengan kejadian diare pada anak balita.
Hasil analisis multivariat diperoleh faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare adalah status imunisasi campak (p=0,011; RP=4,299).persamaan regresinya yang diperoleh adalah Y = -4,456 + 1,458 X1.Disarankan kepada ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Tanjung Sari yang mempunyai bayi agar membawa bayinya untuk imunisasi campak setelah berumur 9 bulan.

Kata kunci: Diare,cross sectional, analisis

Diarrhea has become one of main social problem in Indonesia. It is caused the high number of morbidity and mortality of diarrhea and it has became caused baby and under five age children death. Public Health Center of Tanjung Sari Medan Selayang in 2009 report that diarrhea was the fifth in ten greatest diseases and it proportion 1,977%
Analytical research with cross sectional design was taken place in Tanjung Sari Medan Selayang on 2010, in order to analyze diarrhea in under five age children. The population in this research was under five age children 12 - 59 months in Tanjung Sari, Medan Selayang. The sample was taken by purposive in lingkungan 14.
The results of this research got prevalence of diarrhea in a month are 38,2%. The result of bivariat analysis show a huge relation among measles immunization status (p=0,014; RP=1,916) , exlusive breast milk (p=0,016;RP=5,495) with diarrhea in under five age children. There is no relation among age (p=0,127), sex (p=0,085), nutrition status (p=0,131), mother age (p=0,808), mother educational (p=0,092), mother job (p=0,262), existence of toilet (p=0,136), sanitasi environment sanitation (p=0,792), a ndexistence of pure water (p= 0,643) with diarrhe in under five age children.
The result of multivariat analysis is got factors that most related with diarrhea was measles immunization. The formula was Y = -4,456 + 1,458 X1.
It’s suggested to Public Health Center of Tanjung Sari so that increase measles immunization after their babies have been 9 month.

Keywords: diarrhea, cross sectional, analysis

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI DI

Analisis Kejadian Campak pada Balita

Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular, disebabkan oleh virus dengan gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala mata, diikuti erupsi makulopapula berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi kulit. Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2007, jumlah penderita campak adalah 1.146 orang. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Tujuan penelitian menganalisis kejadian campak pada anak balita. Penelitian dilakukan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. Populasi adalah anak balita berusia 12 – 59 bulan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III. Besar sampel adalah 112 orang. Sampel adalah seluruh balita di lingkungan XIV dan pemilihan lingkungan ditentukan secara purposive. Ditemukan prevalens rate campak 30,4%, proporsi anak balita berdasarkan umur dan jenis kelamin terbanyak pada anak yang tidak terkena campak kelompok umur 48-53 bulan dengan jenis kelamin perempuan 7,15%, status gizi baik 61,6%, yang tidak mendapat ASI eksklusif 69,6%, yang mendapatkan imunisasi 68,8%, yang mendapat imunisasi umur 9-11 bulan paling banyak pada jenis kelamin perempuan 35,1%, pendidikan ibu paling banyak adalah pendidikan tinggi 57,1%, pekerjaan ibu paling banyak adalah tidak bekerja 70,5%, pengetahuan ibu paling banyak adalah pengetahuan kurang 59,8%. Berdasarkan uji bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian campak p=0,018; RP=2,183. Variabel yang tidak berhubungan dengan campak adalah umur, jenis kelamin, status gizi, ASI Eksklusif, imunisasi, umur pemberian imunisasi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan campak adalah pengetahuan ibu. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = -0,620 + 1,076 X1.
Kepada Posyandu agar dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang campak sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang baik tentang campak dan pada gilirannya dapat menurunkan prevalens rate campak

Kata kunci : Campak, anak balita, cross sectional

Measles is a contagious disease caused by virus, the appearance of signs or symptoms are acute exanthem, fever, chataral of mucosa, rhinitis, conjunctivitis, reddish maculopapular rash, and ended with desquamation of the skin. Based on Health Profile of North Sumatera in 2007, there was 1.146 peoples contracted to measles. The design of this reasearch was cross sectional. The goal of this study was to analize the occurance of measles of under-five children. This research was held in Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. Population was all under-five children in Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. Sample size was 112 children. Sample was all children in lingkungan XIV which was determined by purposively. This research found the prevalence rate of measles was 30,4%, proportion of under-five children who didnot contract from measles most in female at age 48-53 month 7,15%, good level of nutrition 61,6%, proportion of under-five children who didn’t get exclusice breastfeeding 69,6%, proportion of under-five children who administered immunization 68,8%, proportion of under-five children who administered immunization by the age 9-11 month most in female 35,1%, proportion of mother’s education most in high education 57,1%, proportion of mother’s occupation most in housewife 70,5%, proportion of mother’s knowledge most in bad-knowledge 59,8%. According to bivariate test, there was a significant correlation between mother’s knowledge with the occurance of measles (p=0,018; RP=2,183). Variables which had not significant correlation with measles were age, sex, level of nutrition, exclusive breastfeeding, child’s immunization status, age of immunization, mother’s education, and mother’s occupation. The most dominant factor related to measles was mother’s knowledge. The equation of regression was Y = -0,620 + 1,076 X1.
The local government clinic should enhance mother’s knowledge about measles then we may decrease the prevalence rate of measles.

Key words: measles, under- five children, cross sectional

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI

Analisis Faktor yang Memengaruhi Tindakan Ibu dalam Pencarian Pengobatan dan Pemulihan Penyakit Pneumonia pada Balita

Di Indonesia, penyakit pneumonia masih merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat. Di Kota Medan, pneumonia merupakan penyakit ketiga dari 10 pola penyakit terbanyak di puskesmas di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah kasus 7.885. Puskesmas Pasar Merah merupakan salah satu puskesmas di Kota Medan yang memiliki angka kasus baru tertinggi terhadap pneumonia di wilayah kerjanya yaitu 16,87%. Pada tahun 2008 penderita pneumonia di Puskesmas Pasar Merah berjumlah 377 balita (13,14%).
Jenis penelitian ini adalah explanatory research, untuk menjelaskan pengaruh faktor predisposisi (pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga), faktor pendukung (ketersediaan sarana kesehatan, jarak ke sarana kesehatan) dan faktor pendorong (pernah tidaknya memperoleh penyuluhan/informasi tentang pneumonia dari petugas kesehatan) terhadap tindakan ibu dalam pencarian pengobatan dan pemulihan penyakit pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pasar Merah. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai balita dengan pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Pasar Merah selama tahun 2008 yang berjumlah 377 orang, dan sampel penelitian berjumlah 79 responden dengan teknik pengambilan sampel secara acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendidikan berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pencarian pengobatan dan pemulihan penyakit pneumonia pada balita, sedangkan faktor pekerjaan, penghasilan keluarga, ketersediaan sarana kesehatan, jarak ke sarana kesehatan dan pernah tidaknya memperoleh penyuluhan/informasi tentang pneumonia dari petugas kesehatan tidak berpengaruh terhadap tindakan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan peran serta aktif petugas kesehatan di Puskesmas Pasar Merah dalam meningkatkan penyuluhan atau memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama pada ibu yang berpendidikan rendah.

Kata kunci : Tindakan Ibu, Pengobatan, Pemulihan, Pneumonia

The pneumonia disease in Indonesia is still one of the main health problems among the people. In Medan, pneumonia is the third of ten most recently diseases in the entire health centers in North Sumatra Province; with the total cases of 7.885 (seven thousand-eight hundred-eighty-five cases). The Pasar Merah health center is one of the health centers in Medan which has the highest incidents rate on pneumonia in its jurisdiction area with the level of 16.87% (sixteen-point-eighty seven percents). In the year of 2008, the number of pneumonia patients in the Pasar Merah health center were 377 babies (13.14%).
The design of this research was the explanatory research and was aimed to explain the influence of predisposing factors (education, employment, family income), enabling factors (the health services provided, the health center access) and reinforcing factors (the record of pneumonia socialization from the health representatives) to the mothers’ medical actions in seeking disease curing and rehabilitative the pneumonia disease to the under-five-year-old babies in the jurisdiction area of the Pasar Merah health center. The population of the research were the entire mothers who had under-five-year old babies that suffered from the pneumonia in the area during the year of 2008; with the total population were 377 mothers and the sampling of the research were 79 respondents with simple random sampling technique. The research instrument was using the questionnaire, and was analyzed by multiple linear regression test.
The result of research showed that the variabel of education had significant influence on the mothers’ medical actions in seeking disease curing and rehabilitative the pneumonia disease to the under-five-year-old babies; while employment, family income, the medical services provided, the health center access, and the absence of the record of pneumonia socialization from the medical representatives factors had no significant influence on the mothers’ medical actions.
Based on the result of the study, it is hoped that the health representatives work in Pasar Merah health center more actively in giving socialization activities to enrich the local people’s knowledge and horizon on health matters, especially to the low-educated mothers.

Keywords: Mothers’action, curative, rehabilitative, pneumonia

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan pada Ibu yang Memiliki Balita

Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Pemeriksaan  kehamilan  yang  dilakukan  secara  teratur  dapat  menurunkan  angka kecacatan dan  kematian baik ibu maupun janin. Berdasarkan data dari Puskesmas Pembantu Tanjung Rejo, cakupan K1 di Kelurahan Tanjung Rejo adalah sebesar 90% dan cakupan K4 adalah sebesar 90%. Data ini belum mencapai target nasional yaitu 95%.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kelengkapan  pemeriksaan  kehamilan  pada  ibu  yang  memiliki  balita  di  Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2010. Penelitian ini bersifat analitis dengan desain  cross sectional. Populasi  adalah ibu yang  memiliki balita. Jumlah sampel yang diperlukan yaitu 96 orang.
Dari hasil penelitian didapatkan proporsi pemeriksaan kehamilan yang tidak lengkap  32,3%  dan  yang  lengkap  67,7%.  Hasil  analisis  bivariat  menunjukkan terdapat 4 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan yaitu umur ibu (p=0,002), paritas (p=0,023), pengetahuan(p=0,001),  dan  faktor  keterjangkauan(p=0,005).  Sementara  variabel yang   tidak   berhubungan   dengan   kelengkapan   pemeriksaan   kehamilan   adalah pendidikan   ibu   (p=0,971),   pekerjaan   ibu   (p=0,916),   dan   dukungan   keluarga (p=0,625).
Hasil analisis multivariat di peroleh persamaan Y = -7,908 + 1,595X1  + 1,968
X2   + 1,278  X3.   Variabel  tersebut  adalah  umur  ibu,  pengetahuan  ibu  dan  faktor keterjangkauan.
Diharapkan kepada petugas Puskesmas Pembantu Tanjung rejo agar lebih meningkatkan penyuluhan tentang perlunya pemeriksaan kehamilan baik kepada ibu hamil maupun keluarganya untuk meningkatkan kesadaran ibu dan keluarga. Peneliti lain diharapkan agar dapat melanjutkan penelitian ini di tempat yang berbeda untuk mengetahui  faktor  mana  yang  paling  dominan  berhubungan  dengan  kelengkapan pemeriksaan kehamilan.

Kata kunci : pemeriksaan kehamilan, cross sectional, analisis faktor

Tertarik untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama 
SILAHKAN ANDA PESAN KESELURUHAN ISI KTI DI

Tujuan Penciptaan Manusia


Manusia sebagai makhluk Allah paling tidak memiliki tiga fungsi, dan ini merupakan tujuan penting Allah swt menciptakan manusia, ialah:

1. Pertama, khilafah. Firman Allah swt:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً البقرة: 30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Kata khalifah dapat berarti orang yang menggantikan, maksudnya menggantikan orang yang pernah ada sebelumnya bisa berupa malaikat yang ada di bumi atau makhluk lainnya, bisa juga berarti menggantikan peran Allah untuk mewujudkan kebaikan di dunia. Khalifah juga bisa berarti orang sholeh, penguasa atau pemimpin yang harus mendayagunakan amanah kepemimpinannya untuk kebaikan, keadilan dan kesejahteraan semua orang. Dalam pengertian ini manusia diberi oleh Allah amanah berupa kekuasaan dan tanggung jawab untuk mendayagunakan dan memakmurkan dunia untuk kesejahteraan umat manusia dalam upaya beribadah mengabdi kepada-Nya.

Pengertian khalifah sebagai penguasa atau pemimpin ini, tidak hanya terbatas bagi mereka yang memegang kekuasaan dalam suatu Negara. Dalam pandangan Islam setiap individu adalah penguasa atau pemimpin yang mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan syariat Allah di dunia dengan beramar ma’ruf dan nahi munkar terlebih terhadap dirinya sendiri. Rasulullah saw bersabda:

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنه, أن رسول الله ص م,قال: كلكم راع فمسئول عن رعيته, فالأمير الذي علي الناس راع وهو مسئول عنهم, والرجل راع علي أهل بيته وهو مسئول عنهم, والمرأة راعية علي بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم, والعبد راع علي مال سيده وهو مسئول عنه, ألافكلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته اخرجه البخاري

Dari Abdullah bin Umar ra sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Setiap kamu adalah pemimpin yang akan dituntut pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang raja atau presiden yang memimpin manusia adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin atas keluarganya dan dia dimintai tanggung jawab atas kepemimpinan terhadap mereka. Seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya, dia dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan terhadap mereka. Seorang hamba (pembantu rumah tangga) adalah pemimpin atas harta tuannya, dia dimintai pertanggungjawaban atasnya, ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai tanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. (HR. Bukhari).

Tanggung jawab pemimpin menegakkan syariat Allah dengan selalu amar makruf dan nahi munkar, berdasarkan firman Allah:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ال عمران: 110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Dalam memimpin, setiap orang hendaknya berlaku adil terhadap yang dipimpinnya, sebagaimana firman Allah:

يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ صاد: 26

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.

2. Kedua, tujuan amanah, Allah swt berfirman:


إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا الأحزاب: 72

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

Dalam pengertian umum amanat ini adalah kesanggupan manusia untuk melaksanakan segala yang diperintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Pada tujuan penciptaan manusia yang kedua ini, manusia sebagai hamba Allah yang telah diangkat sebagai khalifah di dunia, diserahi amanat untuk dengan ikhlas beribadah dan mengabdi kepada-Nya dengan menegakkan syariat Allah di dunia.

Dalam pengertian lebih khusus, ia adalah tanggungjawab setiap manusia sebagai pemimpin, dengan berusaha keras untuk menjadikan dirinya ahli dalam bidang yang ia tekuni. Serang guru misalnya, dikatakan telah berusaha memenuhi amanat apabila ia terus menerus meningkatkan kemampuan dan keahlian dalam bidang yang ia ajarkan, sehingga ia menjadi guru yang professional, demikian pula profesi-profesi yang lain. Sehingga apabila seseorang menerima suatu amanat diluar kemampuannya dan tanpa usaha untuk menjadikan dirinya mampu untuk melaksanakannya, berarti ia telah menyia-nyiakan amanat, dan ini akan berdampak buruk berupa kehancuran pada bidang yang ia bukanlah ahli untuk menanganinya. Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ سَمِعَ مَا قَالَ فَكَرِهَ مَا قَالَ وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ لَمْ يَسْمَعْ حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ أَيْنَ أُرَاهُ السَّائِلُ عَنْ السَّاعَةِ قَالَ هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَة رواه البخارى و أحمد

Dari Abi Hurairah ra berkata: Di suatu majelis saat nabi saw sedang berceramah di hadapan kaum, datang menemui beliau seorang Arab dan berkata: “Kapan saat akan terjadi ya Rasul?” Rasulullah tetap saja berceramah, sehingga sebagian kaum berpendapat sebenarnya Rasul mendengar apa yang ditanyakan oleh orang Arab itu, namun nabi tidak menyukai pertanyaannya. Sedang yang lain berpendapat Nabi tidak mendengar pertanyaan itu hingga beliau selesai dari ceramahnya. Lalu nabi bersabda: “Dimana si penanya tetang saat tadi?a” Orang Arab itu menjawab: “Saya ya Rasul”. Rasul bersabda: “Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya”. Orang Arab itu bertanya lagi: “Bagaimanakah menyia-nyiakan amanat itu?” Rasul menjawab: “Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran urusan itu”. (HR. Bukhari dan Ahmad).

Balasan bagi orang yang menyia-nyiakan amanat adalah seperti sabda Rasul saw:

عن الحسن,أن عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار في مرضه الذي ماتي فيه, فقال له معقل: أني محدثك حديثا سمعته من رسول الله ص م, سمعت رسول الله ص م, سمعت النبي ص م يقول: ما من عبد استرعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة إلا لم يجد رائحة الجنة أخرجه البخارى
Dari al-Hasan, sesungguhnya Ubaidillah bin Ziyad mengunjungi Ma’qil bin Yasar dalam sakit yang ia meninggal dalam sakit itu. Ma’qil berkata kepada Ubaidillah: Aku menyampaikan kepadamu hadis yang telah aku dengar dari Rasulullah saw. Aku mendengar beliau bersabda: “Seseorang yang Allah telah mengangkatnya menjadi pemimpin tetapi tidak menjalankannya dengan nasihat, ia tidak akan mendapatkan bau sorga” (HR. Bukhari).

3. Yang Ketiga adalah tujuan ibadah. Firman Allah:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ الذاريات :56

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Ad-Dzariyat: 56)

Ini adalah inti dari fungsi dan tujuan Allah menciptakan manusia. Tujuan khilafah dan amanah seperti diuraikan di atas, hendaknya ditunaikan dalam rangka beribadah dan tunduk patuh menyembah Allah dengan ikhlas - mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya - dalam rangka mendapatkan keridaan-Nya, tidak hanya ketika menjalankan ibadah mahdhoh seperti shalat, puasa, zakat dan haji, tetapi juga dalam ibadah-ibadah sosial dalam upaya mewujudkan kesejahteraan hidup manusia.

Kesediaan manusia untuk tunduk patuh beribadah dan menyembah Allah ini, jauh hari telah diikrarkan oleh roh manusia pada saat ia akan ditiupkan ke dalam jasad janin di dalam perut ibunya. Allah berfirman:


وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ الأعراف: 172

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".

Allah perkukuh fungsi dan tujuan ibadah ini dalam firman-Nya yang lain:


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ البينة: 5

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 5)

Demikian, semoga kita mampu mewujudkan fungsi dan tujuan Allah menciptakan kita hidup di dunia ini, dalam rangka mendapatkan keridaan-Nya. Amin.